SUBSTITUSI TEPUNG IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN TEPUNG LABUKUNING (Cucurbita moschata) TERHADAP NILAI ENERGI, MUTU KIMIA DANMUTU ORGANOLEPTIK BISCUIT CRACKERS UNTUK BALITA KEP
Abstract
Kurang Energi Protein (KEP) pada balita merupakan salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia.Kekurangan Vitamin A (KVA) biasanya juga terjadipada anak KEP.Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi KEP tersebut di antaranyaadalah dengan memberikan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P), berupa produk pengembangan alternatif dengan bahan pangan yang tinggi protein dan tinggi beta karoten pada biscuit crackers dengan substitusi tepung ikan lele dumbo dan tepung labu kuning. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui substitusi tepung ikan lele dumbo dan tepung labu kuning terhadap nilai energi, mutu kimia (kadar air, abu, karbohidrat, protein, lemak, betakaroten), mutu organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur) dan taraf perlakuan terbaik biscuit crackers untuk balita KEP. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Taraf perlakuan adalah perbandingan tepung terigu : tepung ikan lele dumbo : tepung labu kuning yaitu : P0 (100 : 0 : 0), P1(70 : 20 : 10), P2 (60 : 25 : 15), P3 (50 : 30 : 20). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa taraf perlakuan dengan proporsi tepung terigu, tepung ikan lele dumbo dan tepung labu kuning yaitu P1(70 : 20 : 10) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai indeks efektivitas tertinggi. Biscuitcrackers dengan substitusi tepung ikan lele dumbo dan tepung labu kuning untuk perlakuan terbaik dapat dijadikan sebagai makanan tambahan alternatif untuk balita KEP.Hasil analisis secara kimia pada perlakuan terbaik dalam 100 gram biscuit crackersmemiliki kandungan energi sebesar426kkalori, protein 14,2 gram, lemak 19,4 gram, karbohidrat 48,8 gram dan beta karoten 7 mcg.References
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Hewani. Penebar Swadaya : Jakarta
Depkes RI. 2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2015. Statistik Menakar Target Ikan Air Tawar 2013. Kementerian Kelautan dan Perikanan : Jakarta
Driyani, Yuliana. 2007. Biscuit Crackers Substitusi Tepung Tempe Kedelai Sebagai Alternatif Makanan Kecil Bergizi Tinggi. Unnes : Semarang
FAO/WHO. 1994. Guidelines on Formulated Supplementary Food for Older Infants and Young Children. FAO/WHO : Roma
Igfar, Ahmad. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) dan Tepung Terigu terhadap Pembuatan Biscuit. Skripsi.Universitas Hasanuddin : Makassar.
Kartasapoetra., Marsetyo H. 2005. Ilmu Gizi, Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta : Jakarta.
Khomsan, A. 2004.Peran Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. PT Grasindo : Jakarta
Krisnatuti, D. 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara : Jakarta
Mervina., Clara M. Kusharto., dan Sri Anna Marliyati. 2011. Formulasi Biscuit dengan Substitusi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Isolat Protein Kedelai (Glycine max) sebagai Makanan Potensial untuk Anak Balita Gizi Kurang. IPB : Bogor.
Muljohardjo, Muchji. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. UI-Press : Jakarta
Permitasari, W. 2013. Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) pada Pembuatan Mie Basah Terhadap Kadar Kalsium, Elastisitas, Dan Daya Terima. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Semarang: Semarang.
Santoso, E.B., Basito., dan Rahadian. 2013. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis dan Konsentrasi Susu terhadap Sifat Sensoris dan Sifat Fisikokmia Puree Labu Kuning (Cucurbita moschata). Teknologi Pertanian.
Suhardi. 1991. Kimia dan Teknologi Protein. PAU Pangan dan Gizi UGM: Yogyakarta
Tarwodjo, Ignatius. 1992. Hubungan Kurang Vitamin A dengan Status Gizi Khususnya Pertumbuhan Sebagai Suatu Dasar Upaya Peningkatan Kesehatan Anak. Universitas Diponegoro : Semarang.
Winarno.FG.2004. Kimia Pangan dan Gizi. M. Brio Press : Jakarta
Depkes RI. 2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2015. Statistik Menakar Target Ikan Air Tawar 2013. Kementerian Kelautan dan Perikanan : Jakarta
Driyani, Yuliana. 2007. Biscuit Crackers Substitusi Tepung Tempe Kedelai Sebagai Alternatif Makanan Kecil Bergizi Tinggi. Unnes : Semarang
FAO/WHO. 1994. Guidelines on Formulated Supplementary Food for Older Infants and Young Children. FAO/WHO : Roma
Igfar, Ahmad. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) dan Tepung Terigu terhadap Pembuatan Biscuit. Skripsi.Universitas Hasanuddin : Makassar.
Kartasapoetra., Marsetyo H. 2005. Ilmu Gizi, Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta : Jakarta.
Khomsan, A. 2004.Peran Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. PT Grasindo : Jakarta
Krisnatuti, D. 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara : Jakarta
Mervina., Clara M. Kusharto., dan Sri Anna Marliyati. 2011. Formulasi Biscuit dengan Substitusi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Isolat Protein Kedelai (Glycine max) sebagai Makanan Potensial untuk Anak Balita Gizi Kurang. IPB : Bogor.
Muljohardjo, Muchji. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. UI-Press : Jakarta
Permitasari, W. 2013. Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) pada Pembuatan Mie Basah Terhadap Kadar Kalsium, Elastisitas, Dan Daya Terima. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Semarang: Semarang.
Santoso, E.B., Basito., dan Rahadian. 2013. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis dan Konsentrasi Susu terhadap Sifat Sensoris dan Sifat Fisikokmia Puree Labu Kuning (Cucurbita moschata). Teknologi Pertanian.
Suhardi. 1991. Kimia dan Teknologi Protein. PAU Pangan dan Gizi UGM: Yogyakarta
Tarwodjo, Ignatius. 1992. Hubungan Kurang Vitamin A dengan Status Gizi Khususnya Pertumbuhan Sebagai Suatu Dasar Upaya Peningkatan Kesehatan Anak. Universitas Diponegoro : Semarang.
Winarno.FG.2004. Kimia Pangan dan Gizi. M. Brio Press : Jakarta